PERISTIWA

Imbas Corona, Konveksi Pakaian di Kebumen Banting Setir Ke Produksi Masker

2156
×

Imbas Corona, Konveksi Pakaian di Kebumen Banting Setir Ke Produksi Masker

Sebarkan artikel ini

KEBUMEN, Kebumen24.com- Merebaknya wabah Covid-19 membuat sejumlah konveksi pakaian di Kebumen banting setir memproduksi masker. Mereka memilih alih produksi lantaran order jahit pakaian belakangan ini cukup sepi.
Masrori (40), salah satu pemilik konveksi mengaku, dihari biasa ia memproduksi berbagai pesanan mulai seragam sekolah, seragam kantor maupun komunitas. Semenjak wabah ini menyelimuti negeri, ia mencari peluang lain yakni produksi masker kain.

“Sementara kita berhenti jahit seragam. Putar otak bagaimana caranya supaya tetap jalan ya kita produksi masker,” terangnya, Rabu, 8 April 2020.

 

Produksi masker disebutnya sebagai salah satu upaya mempertahankan usaha. Dimana ia mengaku, larangan perkumpulan massa ditengah pandemi Covid-19 sangat berpengaruh bagi usahanya.

“Biasanya banyak pesanan keluarga besar untuk seragam gitu. Kemudian dua bulan sebelum lebaran juga ramai. Tapi ini kan sudah ada larangan,” imbuhnya.

Dalam sehari, usaha yang digelutinya sejak beberapa tahun terakhir mampu memproduksi 12.000 masker berbahan kain. Terlebih, pemerintah saat ini telah menghimbau kepada masyarakat agar tidak mengenakan masker medis, melainkan masker kain ketika beraktifitas. Hal ini membuat masker kain banyak diburu oleh masyarakat.

 “Kita memulai produksi masker pada waktu Corona masuk ke Indonesia. Langsung penjahit kita suruh untuk ikut produksi,” jelas dia.

Dibantu 114 pekerja, ia menerima berbagai pesanan dari berbagai penjuru kota di Indonesia. Khususnya pesanan dari ibukota sebagai epicentrum penyebaran virus Covid-19.

 “Permintaan pasar paling banyak daerah Jakarta kemudian Jawa Barat. Kiriman ke daerah deket Kebumen ada juga. Tapi tidak sebanyak kesana,” kata pemilik Konveksi Al Barokah di Jalan Cincin Kota 187, Karangsari Kebumen.

 
Disebutkan Masrori, per hari setiap pekerja mampu memproduksi 100-200 masker. Sementara masker sendiri dijual Rp 2.500 per lembar. Tidak hanya itu, sebagai wujud kepedulian terhadap situasi saat ini. Ia juga memberikan sumbangsih berupa donasi masker sejumlah 25% dari total pembelian masker.

“Barangkali dari berbagai pihak mau bagi-bagi masker gratis. Kita membantu program pemerintah untuk semua warga memakai masker, kita nitip donasi dari jumlah pembelian mereka,” ucapnya.

Sementara, pembeli masker Azis Zulkifli (24) saat ditemui menyampaikan, larangan atas penggunaan masker medis oleh pemerintah membuatnya berburu masker berbahan kain. Dikatakan olehnya, kelebihan masker kain ini tidak sekali pakai. Sehingga secara penggunaan dianggap lebih ekonomis dan efisien.

 “Biarlah masker medis digunakan untuk tim medis. Sekarang juga lagi langka, kalau ada pun harganya mahal. Masker kain justru bisa digunakan berkali-kali,” tuturnya. (K24/Hfd)


Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.