Religi

Mutiara Ramadhan: Puasa sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan Hakiki

332
×

Mutiara Ramadhan: Puasa sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan Hakiki

Sebarkan artikel ini

KEBUMEN, Kebumen24.com – Bulan suci Ramadhan kembali hadir, membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi umat Islam di seluruh dunia. Penetapan 1 Ramadhan melalui sidang itsbat Kementerian Agama RI menjadi tanda dimulainya perjalanan spiritual yang penuh makna. Salah satu ibadah utama dalam bulan penuh rahmat ini adalah puasa, yang memiliki makna lebih dalam daripada sekadar menahan lapar dan dahaga.

Sejarah Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan telah menjadi bagian dari syariat Islam sejak tahun kedua Hijriyah. Namun, konsep berpuasa sebenarnya telah ada jauh sebelum itu. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa umat-umat terdahulu juga menjalankan ibadah puasa dengan cara yang berbeda. Syekh Hasan Bashri pernah mengatakan bahwa kaum Yahudi dan Nasrani memiliki kewajiban berpuasa, tetapi mereka menggantinya dengan praktik yang lebih ringan karena alasan tertentu.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menegaskan bahwa puasa bukan hanya kewajiban ibadah, tetapi juga sarana membentuk ketakwaan dalam diri manusia.

Puasa dan Kejujuran sebagai Kunci Kebahagiaan

Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga melatih kejujuran dan kesabaran. Kejujuran menjadi nilai utama dalam ibadah ini karena hanya Allah yang mengetahui apakah seseorang benar-benar berpuasa atau tidak. Dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah SAW bersabda:

“Allah Azza wa Jalla berkata: Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”

Kejujuran yang terasah selama bulan Ramadhan akan membimbing seseorang menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam kitab Bulughul Maram, Rasulullah SAW juga bersabda:

“Hendaklah kalian selalu melakukan kejujuran, karena kejujuran akan membimbing kepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga…”

Puasa menjadi momentum terbaik untuk memperbaiki diri, melatih keikhlasan, serta membangun kebiasaan baik yang akan terus berlanjut setelah Ramadhan berakhir.

Menjalani Ramadhan dengan Kesungguhan

Ramadhan bukan sekadar ritual tahunan, tetapi kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas diri. Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu Tuhannya.”

Wakil Tanfidz PCNU Kebumen, GUS Fachrudin Achmad Annawawi, menyampaikan bahwa Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk refleksi diri dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

‘’Mari manfaatkan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Jadikan puasa bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai jalan menuju kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat,’’ dalam keterangannya pada Selasa, 11 Maret 2025.(K24/*).


Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.