PemerintahanPendidikan

Kurikulum Merdeka Belajar Bakal Diganti Deep Learning: Apa itu Deep Learning?

115362
×

Kurikulum Merdeka Belajar Bakal Diganti Deep Learning: Apa itu Deep Learning?

Sebarkan artikel ini
Foto : Ilustrasi ( Bisik.id)

JAKARTA, Kebumen24.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengemukakan rencana untuk mengusung pendekatan Deep Learning sebagai alternatif bagi Kurikulum Merdeka Belajar.

Hal ini disampaikan saat acara peluncuran Hari Guru Nasional 2024 di SDN 59 Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 November 2024.

Menurut Mu’ti, deep learning bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa, terdiri dari tiga elemen utama: Mindful Learning yang memperhatikan kondisi siswa yang beragam, Meaningful Learning yang mendorong siswa berpikir kritis dan terlibat aktif, serta Joyful Learning yang menekankan pada kepuasan dan pemahaman mendalam.

Namun, Mu’ti menegaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum baru, melainkan pendekatan belajar yang bertujuan meningkatkan kapasitas siswa. “Deep learning bukan kurikulum. Ini adalah pendekatan belajar,” ujarnya dalam acara “Pak Menteri Ngariung” di Jakarta, Sabtu (9/11/2024).

Pendekatan Belajar Deep Learning

Menurut Kamus Cambridge, deep learning atau pembelajaran mendalam adalah metode yang memungkinkan pemahaman penuh dan berkelanjutan atas suatu topik. Dalam pendidikan, deep learning menekankan pada pemikiran kritis, kolaborasi, dan kemampuan siswa untuk menghubungkan pengetahuan dengan konteks kehidupan nyata.

Catherine McAuley College mengungkapkan bahwa deep learning memotivasi siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup, dengan mendorong pengembangan keterampilan komunikasi, kerja sama, dan penalaran kritis. Pembelajaran ini juga memungkinkan siswa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, menciptakan pemahaman yang mendalam, dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.

Perbandingan dengan Surface Learning

Berbeda dengan deep learning, pendekatan surface learning hanya melibatkan hafalan tanpa pemahaman mendalam. Dalam surface learning, siswa cenderung belajar untuk ujian tanpa mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Sementara itu, guru dengan pendekatan ini tidak mendorong eksplorasi materi secara mendalam, dan siswa lebih cenderung pasif dalam proses belajar.

Contoh penerapan deep learning adalah siswa diajak merancang suatu karya dengan mempertimbangkan aspek perhitungan biaya dan bahan, sehingga mereka dapat menerapkan pembelajaran ke kehidupan nyata. Di sisi lain, contoh surface learning adalah pembelajaran yang hanya berfokus pada hafalan materi tanpa menghubungkannya dengan aplikasi sehari-hari.

Kebijakan Pendidikan Kedepan

Mu’ti menyatakan bahwa pihak Kemendikdasmen sedang mengkaji lebih lanjut kebijakan kurikulum nasional, termasuk implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, penerimaan siswa melalui zonasi, dan penghapusan Ujian Nasional. Kajian ini bertujuan memastikan pembelajaran yang lebih relevan dan meringankan beban siswa maupun guru.(K24/*).

Sumber: Kompas.com


Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.