KEBUMEN, Kebumen24.com – Di balik nama unik Wotbuwono, tersimpan kisah sejarah dan legenda yang kaya akan nilai kebersamaan dan spiritualitas. Desa yang kini berada di wilayah Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen ini ternyata merupakan hasil penggabungan dari tiga desa pada masa lampau.
Legenda: Wotbuwono, Jalan Menuju Dunia yang Lebih Baik
Konon, Desa Wotbuwono terbentuk dari penyatuan tiga desa, yakni Bowana, Ingas, dan Wotgalih. Proses penggabungan ini dikenal dengan istilah “blengketan” dalam bahasa Jawa.
Nama Wotbuwono sendiri berasal dari dua kata:
- Wot: berarti jembatan atau jalan
- Buwono (atau bawono): berarti dunia atau alam
Nama ini mengandung makna filosofis sebagai “jalan menuju kehidupan yang lebih baik”, khususnya dalam hal penguatan nilai-nilai keislaman yang dulunya belum berkembang pesat di kawasan ini. Diharapkan, dengan bersatunya ketiga desa tersebut, masyarakat dapat hidup rukun, religius, dan sejahtera.
Sejarah Pemerintahan: Dari 1928 hingga Kini
Secara administratif, Desa Wotbuwono resmi berdiri sekitar tahun 1928, seiring dengan pengesahan hasil penggabungan tiga desa tersebut. Sejak saat itu, desa ini telah dipimpin oleh sembilan kepala desa yang silih berganti membawa perubahan dan pembangunan.
Berikut daftar kepala desa Wotbuwono dari masa ke masa:
- Udowikarto (1928–1935)
- Kayun (1935–1938)
- Sarwono (1938–1946)
- Soerjohadi (1946–1986)
- H. Sudur Jazim Chamidi (1989–1998)
- Hadi Kastori (1999–2007)
- Supadi Hadi (2007–2013)
- Yusron (2013–2019)
- Eli Sugiono (2019–sekarang)
Melalui kisah ini, masyarakat diingatkan untuk tidak melupakan akar sejarah dan nilai-nilai luhur yang melandasi berdirinya desa. Semoga Desa Wotbuwono terus melangkah maju dengan semangat persatuan, kebersamaan, dan religiusitas.
Sumber: Website Resmi Desa Wotbuwono
Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.