SEJARAH

Mexolie Hotel Kebumen, Salah satu ‘’Hotel Bersejarah’’ di Indonesia

11843
×

Mexolie Hotel Kebumen, Salah satu ‘’Hotel Bersejarah’’ di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Foto : Hotel Mexolie Kebumen (Sumber Hotel Mexolie)

KEBUMEN, Kebumen24.com – Hotel Mexolie di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, ternyata merupakan salah satu hotel yang memiliki nilai sejarah tinggi di Indonesia. Lokasinya pun sangat strategis, yakni dekat dengan Staius Kereta Api Kebumen.

Di sebut paling bersejarah, karena kawasan Hotel Bintang 3 ini pernah berdiri pabrik minyak kelapa terbesar di seantero Nusantara dan juga tempat berdirinya pusat kerajaan di Jawa Tengah bagian selatan.

Hal itu disampaikan salah seorang sejarawan Kabupaten Kebumen, Ravie Ananda, melalui rilisnya, Selasa 25 Juni 2024. Hotel Mexolie awalnya merupakan sebuah kerajaan besar yang menjadi pusat kawasan Jawa Tengah bagian selatan yang bernama Kerajaan Panjer Nagari.

‘’ Hotel Mexolie awalnya merupakan sebuah kerajaan besar yang menjadi pusat kawasan Jawa Tengah bagian selatan yang bernama Kerajaan Panjer Nagari. Jadi nilai sejarahnya tinggi, kalo di Kebumen ini satu satunya Hotel Bersejarah,’’ujarnya.

Dijelaksan, Kebumen dulu lebih dikenal dengan nama Panjer: Nama Parjer Nagari dikenal pada masa Klasik hingga diubah menjadi Kebumen pasca Perang Jawa Perang Diponegoro pada tahun 1832.

Ibu kota Parjer dipimpin oleh Kuwu Panjer (kuwu = yang mulia. Penyebaran Islam di Panjer berawal di tempat ini dengan diutusnya Harya Baribin adik Brawi- jaye V oleh Gajahmada dari Majapahit.

Foto : Pabrik Mexolie di tahun 1923 (Instagram/@zlanwar)

Hal tersebut ada dalam Babad Banyumas dan dikuatkan dalam Tijdschrift Voor Indishche Taal Land En Volken- kunde 1900. Kemudian didukung dengan adanya situs Kuwu Panjer dan Pamoksan Gajah Mada yang hingga kini masih lestari di dalam area Mexolie.

Pada Masa Mataram Islam, Sultan Agung Hanyakraku- suma menjadikan Panjer sebagai pusat prajurit, logistik perang dan Lumbung Pangan pasukan yang melakukan penyerangan di Batavia mulai tahun 1624-1628.

Pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat 1 ( Anak Sultan Agung Hanyakrakusuma) Panjer dijadikan tempat Pelarian dari kejaran Trunajaya yang berhasil menguasai Keraton.

Di ibukota Panjer ini Sultan Amangkurat 1 memberi Gelar Ki Gede Panjer III, pimpinan Panjer saat itu yang merupakan cucu Badranala dengan nama Tumenggung Kolopaking.

Foto : Produksi minyak kelapa di Pabrik Mexolie ratusan tahun lalu (id.wikipedia.org).

Pada masa perang Mangkubumi (1747), Pangeran Mangkubumi berdiam di Ibukota Panjer dan didukung 30 ribu prajurit Panjer serta 3 ribu pasukan Berkuda. Dengan kekuatan yang besar itu, terjadilah Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 dimana Pangeran Mangkubumi mendapatkan wilayah kekuasaan yang kemudian ia jadikan sebagai Keraton Ngayogyakarta dan pangeran Mangkubumi mendapatkan gelar Hamengku Buwana I.

Perang Diponegoro/ perang Jawa yang terjadi pada tahun 1825-1830. Pangeran Diponegoro yang terdesak berhasil meloloskan diri ke Ibukota Panjer pada tahun 1828. Belanda menyerang ibukota Panjer pada 1 juni 1828.

Diponegoro berhasil menyingkir ke Panjer utara hingga berhasil dipancing keluar dari panjer menuju Menoreh pada 17 Februari 1830. Ibu kota Panjer kemu- dian dibumihanguskan dan dipindah ke Utara pada tahun 1832 dan nama Panjer diubah menjadi Kebumen.

Pada tahun 1851 bekas Ibukota Panjer dibuat menjadi Pabrik Minyak Kelapa dengan nama NV. Oliefabieken Insulinde hingga tahun 1923 berubah nama menjadi NV. Mexolie. Pada masa awal kemerdekaan Pabrik ini dipakai sebagai Markas Batalion III dan kemudian di kuasai kembali oleh Belanda pada 19 Desember 1948.

Sejak nasionalisasi 1958 nama pabrik diubah menjadi nabatiyasa hingga tahun 1980 dikelola oleh Bappit Pusat. Kemudian mulai tahun 1980 dikelola oleh Perusda Jateng dengan nama pabrik diubah menjadi Sari Nabati hingga bangkrut tahun 1985.

Mulai tahun 2012 bekas area Sari Nabati dimanfaatkan untuk dibangun Hotel yang dikenal dengan nama Mexolie Hotel. Kemudian pada tahun 2017 Hotel ini resmi beroperasi.

Tak hanya itu, salah satu rumah yang kini menjadi Lobi Mexolie dahulu adalah merupakan rumah Margono sewaktu bertugas di Kebumen. Ia juga menjadi ketua Budi Utomo Cabang Kebumen dan pendiri Sekolah Kartini depan SMP N 1,yang sekarang jadi komplek puri mas dan rumah sebelah barat hotel gajahmada (sekarang jadi family).

Profesor Sumitro Djojohadikusumo lahir di rumah yang jadi lobi Mexolie sekrang, tahun 1917. Dimana proses kelahirannya ditangani oleh dr Muhiman dan dr. Oosterhuis. Ia dokter pertama belanda yg bertugas di zending panjurung hospital (Kemudian Brubah jadi RSUD Kebumen).(K24/*).


Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.