KEBUMEN, Kebumen24.com – Lautan manusia membanjiri Alun-alun Pancasila Kebumen pada Rabu, 22 Oktober 2025. Puluhan ribu santri, ustadz, ustadzah, dan warga Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai penjuru Kabupaten Kebumen tumpah ruah mengikuti Apel Akbar Hari Santri Nasional 2025 yang digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kebumen.
Dengan mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Mulia”, apel akbar ini menjadi puncak dari seluruh rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri di Kebumen yang telah berlangsung sejak awal Oktober.
Acara berlangsung khidmat dan penuh semangat nasionalisme. Ribuan peserta mengenakan busana putih khas santri, membawa bendera merah putih serta panji NU, menciptakan pemandangan megah berupa lautan hijau-putih yang menandai kuatnya semangat cinta tanah air di Kabupaten Kebumen.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Kebumen Lilis Nuryani, Wakil Bupati Zaeni Miftah, Rois Syuriah PCNU KH. Hanif Alhasani, Ketua PCNU Kebumen Imam Satibi, Ketua DPRD Kebumen Saman, Kepala Kemenag H. Sukarno, serta jajaran Forkopimda dan tokoh agama se-Kabupaten Kebumen.

Ketua PCNU Kebumen, Imam Satibi, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini diikuti sedikitnya 26 ribu peserta dari berbagai unsur Nahdliyin.
“Hari ini merupakan puncak kegiatan Hari Santri PCNU Kebumen dengan tema bela kyai dan santri. Kegiatan ini melibatkan 26 ribu elemen yang menjadi simbol kekompakan warga Nahdliyin,” ujar Imam Satibi.
Lebih lanjut, Imam Satibi menegaskan bahwa apel akbar tidak hanya menjadi ajang kebersamaan, tetapi juga wadah penguatan moral dan konsolidasi kesatuan umat.
“Tadi juga dibacakan pernyataan sikap PCNU Kebumen yang diserahkan kepada DPRD untuk diteruskan kepada pihak terkait, terutama dalam menyikapi kasus pelecehan terhadap santri dan pesantren yang kurang edukatif,” jelasnya.
Ia berharap peringatan Hari Santri menjadi agenda tahunan yang terus diisi dengan kegiatan positif dan lomba-lomba inspiratif. Tahun ini, PCNU Kebumen menggelar 24 jenis lomba yang melibatkan ribuan santri dari berbagai lembaga pendidikan di bawah naungan NU.
“Tema nasional tahun ini mengingatkan kita bahwa pesantren adalah benteng moral bangsa. Pesantren harus terus dijaga, diperkuat, dan dikembangkan sebagai lembaga pencetak generasi berakhlakul karimah,” tambah Imam Satibi.

Sementara itu, KH. Hanif Alhasani, Rois Syuriah PCNU Kebumen, dalam amanat yang dibacakannya mewakili Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, menegaskan kembali makna historis Hari Santri yang berakar dari Resolusi Jihad 22 Oktober 1945.
“Hari Santri bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi momentum spiritual untuk menjaga kemerdekaan. Resolusi jihad bukan hanya seruan perang, melainkan piagam moral bangsa bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman,” ucap KH. Hanif.
Ia menambahkan, santri masa kini memiliki tanggung jawab besar dalam membangun bangsa dengan ilmu, etika, dan solidaritas sosial.
“Santri kini tidak lagi berjuang dengan senjata, tetapi dengan ilmu dan akhlak. Santri harus hadir di dunia pendidikan, ekonomi, digital, dan peradaban global tanpa kehilangan jati diri,” tegasnya.
H. Hanif menutup dengan ajakan agar seluruh santri menjaga amanah kemerdekaan dan terus berjuang mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil, serta berperadaban mulia.
“Mari kita lanjutkan jihad kebangsaan menuju Indonesia yang berkepribadian dan berperadaban mulia,” pungkasnya.(K24/ILHAM).
Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

















