PURING, Kebumen24.com – Haru dan sukacita mewarnai wajah warga Desa Weton Kulon dan Pesuruhan, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Selasa (4/11/2025). Setelah lebih dari dua tahun terputus akibat banjir besar pada Maret 2022, akses vital antar dua desa itu kini kembali terbuka dengan diresmikannya Jembatan Weton Kulon oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M.
Peresmian ini menjadi momentum penting bagi masyarakat selatan Kebumen. Selama bertahun-tahun, warga harus memutar sejauh belasan kilometer hanya untuk pergi ke sekolah, ladang, atau pasar. Kini, dengan jembatan baru yang kokoh membentang di atas sungai, roda ekonomi, pendidikan, dan sosial masyarakat kembali berputar normal.
Acara peresmian berlangsung meriah di Lapangan Desa Weton Kulon dan dihadiri oleh Bupati Kebumen Lilis Nuryani, Wakil Bupati Zaeni Miftah, serta jajaran pejabat tinggi BNPB, antara lain Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansah, S.Pd., M.A.P., M.M., Pengarah BNPB Rudi Phadmanto, dan Tenaga Ahli Kepala BNPB Mayjen TNI (Purn) Sun Suripto serta Brigjen TNI (Purn) Herman Hidayat. Hadir pula Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Tengah Bergas C Penanggungan, Kepala BBWSSO Yogyakarta, Kepala Basarnas Cilacap, para Kepala BPBD se-Eks Karesidenan Banyumas, jajaran Forkopimda, camat, dan kepala desa setempat.
Setelah acara seremonial, rombongan meninjau langsung jembatan baru yang berdiri megah dengan struktur modern dan tampilan kokoh di atas aliran sungai penghubung antara Kecamatan Puring dan Kecamatan Buayan.
Dalam sambutannya, Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyampaikan rasa syukur dan apresiasi tinggi kepada BNPB atas dukungan penuh dalam pembangunan jembatan tersebut. Ia menjelaskan bahwa proyek ini terlaksana melalui program hibah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dari BNPB dengan total nilai Rp15,20 miliar.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kebumen, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada BNPB. Jembatan ini bukan sekadar bangunan fisik, melainkan nadi kehidupan warga dua desa yang selama ini terputus aksesnya,” ujar Bupati Lilis.
Ia menambahkan, jembatan sepanjang 70 meter dengan lebar 7 meter tersebut dibangun dengan nilai kontrak Rp14,84 miliar dan berhasil rampung 55 hari lebih cepat dari jadwal. Keberhasilan ini, katanya, menjadi bukti kuat bahwa sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat mampu mempercepat pemulihan pasca bencana.
Selain menjadi penghubung vital, jembatan ini juga menjadi simbol kebangkitan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana. Lilis menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tahan bencana merupakan langkah strategis dalam memperkuat daya tahan daerah terhadap ancaman alam.
“Kebumen adalah daerah indah sekaligus rawan bencana. Berdasarkan data Inarisk 2024, kami memiliki sembilan potensi bencana dengan indeks risiko 121,38 dan indeks ketahanan 0,87, tergolong tinggi. Hingga Oktober 2025, terdapat 111 kejadian bencana dengan kerugian material mencapai lebih dari Rp5 miliar,” paparnya.
Untuk itu, Pemkab Kebumen terus memperkuat program mitigasi dan kesiapsiagaan, termasuk mengusulkan pembangunan Jembatan Cacaban di Karanggayam, Jembatan Karangbali di Karanganyar, dan Jembatan Sirnoboyo di Bonorowo sebagai bagian dari program penguatan infrastruktur tangguh bencana.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam sambutannya menegaskan bahwa kehadiran BNPB di Kebumen merupakan bagian dari komitmen pemerintah pusat dalam memastikan program rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan maksimal.
“Alhamdulillah, hingga akhir tahun ini Kebumen terhindar dari bencana banjir. Jembatan ini sangat vital karena menghubungkan dua desa di dua kecamatan, dan kini aktivitas masyarakat bisa kembali normal,” ujarnya.
Suharyanto juga menyinggung berbagai langkah mitigasi yang tengah dilakukan BNPB di wilayah Jawa Tengah, seperti operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan ekstrem di Semarang, Kudus, dan Demak.
“Prediksi BMKG menunjukkan curah hujan tinggi, tetapi melalui operasi modifikasi cuaca, kita bisa mengendalikannya. Insyaallah, dua hari ke depan, wilayah yang sempat tergenang bisa kembali kering,” jelasnya.
Ia menutup sambutannya dengan pesan penting: membangun ketangguhan daerah terhadap bencana tidak bisa dilakukan sendiri. “Pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat harus bergandeng tangan. Masyarakat berperan besar menjaga dan merawat infrastruktur ini agar manfaatnya bisa dirasakan lintas generasi,” pungkasnya.(K24/ILHAM).
Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

















