PemerintahanTRADISI

Ruwat Bumi Desa Ginandong: Perjalanan Lintas Malam Bupati Lilis Nuryani Demi Lestarikan Tradisi Leluhur

430
×

Ruwat Bumi Desa Ginandong: Perjalanan Lintas Malam Bupati Lilis Nuryani Demi Lestarikan Tradisi Leluhur

Sebarkan artikel ini
Bupati Kebumen Lilis Nuryani secara simbolis menyerahkan gunungan wayang kepada Ki Dalang Siswadi Mudo Carito pada puncak acara Ruwat Bumi Desa Ginandong, Karanggayam, Jumat malam (4/7/2025).

KARANGGAYAM, Kebumen24.com — Meski harus melewati jalanan rusak, sepi, dan menempuh jarak yang cukup jauh, Bupati Kebumen Lilis Nuryani tetap hadir dan memberikan apresiasi penuh terhadap pelaksanaan tradisi Ruwat Bumi Desa Ginandong, Kecamatan Karanggayam. Acara adat yang sarat makna ini digelar semalam suntuk pada Jumat (4/7/2025), memancarkan semangat gotong royong dan rasa syukur warga setempat.

Ruwat Bumi, yang juga dikenal sebagai slametan atau merti bumi, merupakan ritual tahunan yang rutin diadakan masyarakat Desa Ginandong setiap bulan Muharam (Sura). Tradisi ini bukan hanya sekadar pesta adat, melainkan wujud syukur mendalam kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah serta doa untuk keselamatan desa.

Kepala Desa Ginandong, Ahmad Suratman, menyampaikan bahwa rangkaian acara dimulai dengan ziarah leluhur pada siang hari, kemudian dilanjutkan prosesi pemotongan tumpeng gunungan hasil bumi yang diarak bersama masyarakat.

“Kami juga menyembelih dua ekor kambing sebagai bagian dari slametan besar ini. Semua warga bergotong royong membawa hasil bumi masing-masing, mempererat rasa kebersamaan,” ungkap Ahmad.

Antusiasme warga terbukti dari dana swadaya yang berhasil terkumpul sebesar Rp18.140.000. Dana ini digunakan untuk mendukung seluruh rangkaian acara, termasuk pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang menjadi puncak perayaan.

Dalam sambutannya, Bupati Lilis Nuryani menekankan betapa bangganya ia bisa hadir secara langsung di Desa Ginandong, meski harus melalui perjalanan yang penuh tantangan.

“Izinkan saya menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari seluruh warga. Saya hadir di sini bukan hanya sebagai bupati, tapi juga sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat Ginandong yang menjaga tradisi penuh cinta,” tutur Bupati Lilis.

Menurut Bupati, Ruwat Bumi bukan sekadar ritual adat, melainkan manifestasi rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat panen dan kesehatan, sekaligus simbol kebersamaan dan kearifan lokal yang harus terus dijaga.

Ia juga menyoroti posisi Desa Ginandong sebagai bagian dari Kawasan Geopark Kebumen yang telah diakui UNESCO sebagai Global Geopark. Hal ini, menurutnya, menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab bersama.

“Geopark bukan hanya tentang keindahan alam dan batuan purba, tetapi juga tentang manusia dan budayanya. Ruwat Bumi adalah contoh nyata kekayaan budaya yang mendukung nilai-nilai Geopark Kebumen,” jelasnya.

Bupati pun menitipkan harapan besar pada para generasi muda yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

“Melihat anak-anak muda aktif di acara ini membuat saya yakin, tradisi luhur ini akan terus lestari di tangan generasi penerus,” ucap Bupati Lilis sebelum secara simbolis menyerahkan gunungan wayang kepada Ki Dalang Siswadi Mudo Carito, menandai dimulainya pagelaran wayang kulit.

Acara Ruwat Bumi semakin meriah dengan kehadiran sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat, antara lain Kepala DLHKP Asep Nurdiana, Camat Karanggayam, Danramil Karanggayam, Kapolsek Karanggayam, tokoh adat Mbah Tawintana dan Mbah Reja Pawira, Paguyuban Kepala Desa se-Kecamatan Karanggayam, perangkat desa, lembaga desa, Ketua RW dan RT, Ketua TP PKK, Karang Taruna, Linmas, serta para tokoh agama dan masyarakat setempat.

Tradisi Ruwat Bumi di Desa Ginandong tahun ini bukan hanya menjadi ajang ritual budaya, melainkan juga momen penting mempererat tali silaturahmi, menjaga harmoni, dan memperkuat identitas kebudayaan lokal di tengah arus modernisasi.(K24/*).


Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.