KEBUMEN, Kebumen24.com – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kebumen bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kebumen kembali menegaskan komitmen mereka untuk melanjutkan Program Pemberdayaan Ekonomi Umat (PEU) pada tahun 2025. Program ini dinilai sebagai salah satu langkah strategis dalam menekan angka kemiskinan di Kebumen.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kemenag Kebumen, Sukarno, dan Wakil Ketua BAZNAS Kebumen Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat, Ahmad Sahli Syam, dalam acara Evaluasi Zakat Produktif Tahap 2 dan Persiapan Pentasyarufan Tahap 4 yang berlangsung di Aula Mabin, Kamis 14 November 2024.
Acara ini turut dihadiri oleh Fahrudin, Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kemenag Kebumen, yang bertindak sebagai moderator dalam sesi evaluasi tersebut.
Fahrudin mengungkapkan bahwa sejak diluncurkan awal 2024, Program PEU telah memberikan bantuan modal usaha kepada lebih dari 130 pelaku usaha kecil di berbagai kecamatan di Kebumen. Setiap penerima mendapatkan bantuan sebesar Rp2.500.000, yang bersumber dari zakat profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenag Kebumen dan dana zakat BAZNAS Kebumen.
“Kami ingin memberdayakan pelaku usaha dari keluarga kurang mampu agar mereka bisa berkembang dan mandiri secara ekonomi,” ujar Fahrudin.
Fahrudin menambahkan bahwa PEU menerapkan evaluasi berkala setiap tiga bulan untuk memastikan penggunaan modal usaha berjalan optimal. Dalam proses ini, para pendamping program diwajibkan membuat laporan terkait perkembangan usaha penerima manfaat, termasuk manajemen usaha dan strategi pemasaran yang diterapkan.
“Laporan tersebut menjadi acuan kami untuk terus menyempurnakan program ini, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan,” jelasnya.
Kepala Kemenag Kebumen, Sukarno, menegaskan bahwa zakat harus dimanfaatkan secara produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menekan angka kemiskinan. Ia juga mengapresiasi potensi besar Kebumen dalam pengumpulan zakat, mengingat mayoritas penduduknya beragama Islam.
“Kami mendorong agar zakat tidak hanya disalurkan untuk kebutuhan konsumtif, tetapi lebih difokuskan pada pemberdayaan ekonomi umat,” ujar Sukarno.
Ia optimis bahwa program-program seperti PEU mampu mengubah stigma negatif Kebumen sebagai kabupaten termiskin di Jawa Tengah. Sukarno bahkan menyinggung fakta bahwa Kebumen memiliki kuota jemaah haji tertinggi ketiga di Jawa Tengah, setelah Demak dan Semarang, sebagai indikator kesejahteraan masyarakat.
Wakil Ketua BAZNAS Kebumen, Ahmad Sahli Syam, menekankan bahwa PEU adalah salah satu program unggulan yang akan terus dikembangkan. Ia menjelaskan bahwa Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kemenag berperan penting dalam mendukung pelaksanaan program ini.
“UPZ Kemenag diberi wewenang untuk mengelola 70 persen zakat yang dikumpulkan, sementara sisanya disetorkan ke BAZNAS Kebumen. Dari dana inilah kami membiayai program pemberdayaan ekonomi seperti PEU,” terang Sahli.
Melalui PEU, Sahli berharap penerima zakat tidak hanya bergantung pada bantuan tetapi mampu meningkatkan taraf hidup mereka hingga menjadi muzakki atau pemberi zakat di masa mendatang.
“Kami ingin menciptakan kemandirian ekonomi umat sehingga keberlanjutan program ini bisa dirasakan secara nyata,” tutup Sahli.
Dengan adanya evaluasi berkelanjutan, Kemenag dan BAZNAS Kebumen berencana untuk memperluas cakupan penerima manfaat dan meningkatkan nilai bantuan di tahun mendatang. Langkah ini menjadi bukti nyata keseriusan mereka dalam mendukung pemberdayaan ekonomi umat dan menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen.(K24/*).
Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.