SEJARAH

Menguak Asal Mula Sejarah Desa Mrentul, Kecamatan Bonorowo: Apa Hubunganya dengan Raden Aryo Timur dan Nyai Teblo

807
×

Menguak Asal Mula Sejarah Desa Mrentul, Kecamatan Bonorowo: Apa Hubunganya dengan Raden Aryo Timur dan Nyai Teblo

Sebarkan artikel ini
Foto: Suasana Desa Mrentul ( Sumber;l Website Resmi Desa Mrentul, Kecamatan Bonorowo

KEBUMEN, Kebumen24.com – Desa Mrentul adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini berbatasan dengan Desa Prembun di sebelah barat, Desa Kabekelan di utara, Desa Tunggalroso di timur, dan Desa Bonjok Lor di selatan.

Dikutip dari Wikipedia, Rabu 13 November 2024. menyebutkan, Mrentul terbagi dalam tiga wilayah pedukuhan, yaitu Saragan, Karang Tengah, dan Mrentul, masing-masing memiliki pembagian wilayah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) sendiri. Desa ini masih melestarikan budaya dan tradisi leluhur, seperti upacara adat Merdi Dusun yang digelar setiap pergantian tahun Jawa, khususnya di Pedukuhan Saragan.

Di sini, tradisi selamatan Suran diadakan setiap bulan Suro, seminggu setelah tanggal satu, dengan membersihkan area sekitar dan mengadakan doa bersama.

Asal-Usul Nama Desa Mrentul

Konon menurut catatan sejarah nama “Mrentul” berkaitan dengan kisah Raden Aryo Timur, seorang tokoh sakti di desa tersebut yang menolak lamaran Nyai Teblo, seorang wanita cantik yang merasa tersinggung akibat penolakan itu. Dalam sebuah sayembara, Nyai Teblo mencoba menyembelih burung perkutut milik Raden Aryo Timur, namun hanya berhasil melukai burung tersebut tanpa membuatnya mati.

Peristiwa ini dikenal sebagai “Mrentul Getihe,” yang kemudian menjadi nama desa ini. Nama “Mrentul” menggambarkan keinginan yang tidak sepenuhnya terwujud.

Budaya dan Adat Istiadat

Desa Mrentul kaya akan tradisi, termasuk ritual Sedekah Bumi saat musim tanam dan Sadranan setelah panen. Dalam pelaksanaannya, warga desa melakukan doa bersama sebagai bentuk rasa syukur dan harapan untuk kesejahteraan desa.

Legenda dan Sejarah Perjuangan Leluhur

Mrentul juga memiliki sejarah perjuangan leluhur yang erat kaitannya dengan Kraton Mataram di zaman Sultan Agung. Salah satu tokoh penting, Ki Wongsorogo, merupakan petani yang ditugaskan oleh Mataram untuk menyediakan logistik bagi para prajurit. Wilayahnya yang subur dan kaya akan hasil panen diolah untuk mendukung kebutuhan perang. Keahlian Ki Wongsorogo di bidang pertanian menjadi cikal bakal pembangunan irigasi di desa tersebut, yang kemudian dikenal dengan nama Kaligawe.

Saragan Kauman, Situs Bersejarah

Di Dukuh Saragan terdapat situs bernama “Krapyak” yang diyakini dulunya adalah sebuah masjid, sering disebut sebagai “Saragan Kauman.” Konon, tempat ini menjadi tempat ibadah pertama di wilayah tersebut dan pernah menjadi tempat persinggahan seorang pengawal setia Pangeran Diponegoro, Mbah Kyai Raden Mashud Hudatullah. Hingga kini, situs ini masih dijaga dan dirawat dengan baik oleh warga sekitar, dengan harapan suatu saat dapat kembali menjadi masjid.

Demikianlah sekilas sejarah dan tradisi Desa Mrentul, sebuah desa yang tidak hanya kaya akan tradisi tetapi juga memiliki sejarah perjuangan dan persatuan para leluhurnya dalam melawan kolonialisme. Warga desa berkomitmen untuk menjaga kelestarian budaya ini agar terus diwariskan ke generasi berikutnya.(K24/*).

Sumber : wikipedia


Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.