Polsek Karanganyar langsung merespons laporan itu dan menuju lokasi. Sesampainya di sana, para pelajar yang terlibat langsung melarikan diri, panik melihat kehadiran polisi dan warga yang turut membantu membubarkan aksi tersebut. Tindakan cepat polisi berhasil mencegah bentrokan lebih lanjut dan menghindari jatuhnya korban jiwa.
Kapolres Kebumen AKBP Recky menyatakan bahwa kejadian ini menimbulkan keresahan bagi warga sekitar. “Kami segera turun ke lokasi setelah menerima laporan. Berkat dukungan warga, tawuran ini bisa cepat dibubarkan. Kami mengapresiasi peran masyarakat yang aktif menjaga ketertiban,” ujar AKBP Recky pada Selasa 12 November 2024.
Setelah situasi terkendali, polisi melakukan penyisiran dan menemukan sejumlah barang bukti yang ditinggalkan di lokasi tawuran. Di antaranya satu unit sepeda motor Honda Beat berwarna biru putih yang ditemukan di area sawah di sebelah utara jalan raya. Di dalam jok motor tersebut, polisi menemukan empat buah handphone dan surat berkop salah satu SMK swasta di Karanganyar.
Barang bukti lainnya termasuk pecahan beton semen dan sebuah ikat pinggang dengan logo salah satu SMK swasta di Kebumen, yang memberikan petunjuk tentang identitas sekolah pelajar yang terlibat.
Menurut keterangan salah satu pelajar yang berhasil diamankan, tawuran ini diduga dipicu oleh saling ejek di media sosial. Konflik yang bermula dari dunia maya tersebut memicu pertemuan fisik yang berujung pada perkelahian.
Kapolsek Karanganyar AKP Jakaria menegaskan pentingnya peran sekolah dan orang tua dalam memantau aktivitas pelajar, khususnya di media sosial.
“Kami mengimbau orang tua dan pihak sekolah untuk lebih memperhatikan kegiatan anak-anak, termasuk interaksi mereka di media sosial, agar tidak berujung pada kejadian serupa,” ujar AKP Jakaria.
Polsek Karanganyar akan memanggil para pelajar yang diduga terlibat dalam tawuran untuk pembinaan lebih lanjut. Mereka akan didampingi orang tua serta guru dari masing-masing sekolah sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan masalah ini. Langkah ini bertujuan agar pelajar memahami dampak negatif dari perbuatan mereka.
“Pembinaan akan dilakukan dengan pendekatan edukatif, agar para pelajar dapat merenungi tindakan mereka dan tidak mengulangi hal serupa yang bisa merugikan diri sendiri dan lingkungan,” tambah AKP Jakaria.
Selain itu, Polisi juga berharap adanya kerja sama dengan pihak sekolah untuk menanamkan nilai-nilai positif guna mencegah konflik. Kejadian ini menjadi catatan penting bagi masyarakat agar peristiwa serupa tidak terulang. Kepolisian berjanji untuk terus memantau aktivitas pelajar di wilayah tersebut dan menindak tegas segala bentuk pelanggaran hukum.
Bagikan ini:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di TWITTER(Membuka di jendela yang baru)
- Lagi
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
Terkait
Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.