NASIONALPemerintahanPendidikanPERISTIWASEJARAHWisata

Benteng Vander Wijck Gombong Jadi Sasaran Kunjungan Validasi Tim Asesor Kebumen Aspiring UNESCO Global Geopark

7220
×

Benteng Vander Wijck Gombong Jadi Sasaran Kunjungan Validasi Tim Asesor Kebumen Aspiring UNESCO Global Geopark

Sebarkan artikel ini
Foto : Tim asesor UNESCO melaksanakan misi validasi rencana perjalanan (Itinerary Validation Mission) Kebumen Aspiring UNESCO Global Geopark 2024 di Obyek Wisata Benteng Vander Wijck, Gombong, Selasa 23 Juli 2024.(Cameramen Kebumen24.com).

KEBUMEN, Kebumen24.com – Tim asesor UNESCO melaksanakan misi validasi rencana perjalanan (Itinerary Validation Mission) Kebumen Aspiring UNESCO Global Geopark 2024. Kali ini dilakukan di Obyek Wisata Benteng Vander Wijck, Gombong, Selasa 23 Juli 2024.

Kegiatan ini mencakup penelitian situs budaya nyata, kegiatan eduwisata, dan keterkaitan dengan geologi di Benteng Vander Wijck, Gombong. Tim asesor UNESCO terdiri dari Mr. Andreas J. Schuller dari Jerman dan Ms. Sarina dari China.

Kunjungan ini merupakan bagian dari proses penilaian yang komprehensif untuk menentukan kelayakan Kebumen sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark. Hasil dari misi validasi ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan akhir oleh UNESCO.

Dengan berbagai potensi yang dimiliki, Kebumen berharap dapat segera bergabung dalam jaringan UNESCO Global Geopark, yang tidak hanya akan meningkatkan reputasi internasional daerah ini, tetapi juga mendorong upaya pelestarian budaya dan alam yang berkelanjutan.

Observasi Situs Budaya Nyata

Dalam kunjungan ini, tim asesor mengamati situs budaya nyata yang menjadi bagian integral dari geopark ini. Benteng Vander Wijck, dengan sejarahnya yang kaya dan arsitektur yang unik, menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Tim asesor mempelajari bagaimana situs ini berkontribusi terhadap pemahaman budaya lokal serta upaya pelestarian sejarah Kebumen.

Kegiatan Eduwisata

Selain observasi, kegiatan eduwisata juga menjadi perhatian utama. Program-program eduwisata di Benteng Vander Wijck dirancang untuk memberikan edukasi kepada pengunjung tentang sejarah, budaya, dan geologi daerah ini. Tim asesor mengevaluasi efektivitas program ini dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat serta pengunjung tentang pentingnya pelestarian alam dan budaya.

Foto : Tim asesor UNESCO melaksanakan misi validasi rencana perjalanan (Itinerary Validation Mission) Kebumen Aspiring UNESCO Global Geopark 2024 di Obyek Wisata Benteng Vander Wijck, Gombong, Selasa 23 Juli 2024.(Cameramen Kebumen24.com).

Keterkaitan dengan Geologi

Aspek geologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah UNESCO Global Geopark. Tim asesor meneliti keterkaitan antara situs budaya dan geologi di Benteng Vander Wijck. Mereka mempelajari formasi geologi dan bagaimana elemen-elemen ini dipresentasikan kepada publik sebagai bagian dari upaya edukasi dan pelestarian.

 

Pengelola Benteng Vander Wijck, Herwin Kunadi, menyambut baik adanya kunjungan tim asesor ini. Menurutnya, kunjungan ini merupakan kesempatan besar untuk menunjukkan betapa penting dan berharganya situs budaya dan geologi di Benteng Vander Wijck,

“Kami sangat menyambut baik kedatangan tim asesor UNESCO yang terdiri dari Mr. Andreas J. Schuller dari Jerman dan Ms. Sarina dari China. Kunjungan ini merupakan kesempatan besar bagi kami untuk menunjukkan betapa penting dan berharganya situs budaya dan geologi di Benteng Vander Wijck,” ujar Herwin Kunadi.

Observasi Situs Budaya Nyata

Herwin menekankan bahwa Benteng Vander Wijck memiliki nilai sejarah yang sangat signifikan. Benteng Vander Wijck tidak hanya menyimpan sejarah kolonial tetapi juga menjadi simbol kekayaan budaya lokal.

“Sebagai salah satu situs budaya utama di Kebumen, Benteng Vander Wijck tidak hanya menyimpan sejarah kolonial tetapi juga menjadi simbol kekayaan budaya lokal. Kami berharap melalui observasi ini, nilai-nilai budaya yang kami jaga dapat diakui secara global,” tambahnya.

Kegiatan Eduwisata

Terkait kegiatan eduwisata, Herwin mengungkapkan bahwa program-program yang ada telah dirancang untuk memberikan edukasi yang menyeluruh kepada pengunjung. Pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan program eduwisata yang mengedukasi masyarakat dan pengunjung tentang sejarah dan geologi Kebumen.

‘’Dukungan dari UNESCO akan sangat membantu dalam memperluas jangkauan dan kualitas program ini,” imbuh Herwin.

Foto : Tim asesor UNESCO melaksanakan misi validasi rencana perjalanan (Itinerary Validation Mission) Kebumen Aspiring UNESCO Global Geopark 2024 di Obyek Wisata Benteng Vander Wijck, Gombong, Selasa 23 Juli 2024.(Cameramen Kebumen24.com).

Keterkaitan dengan Geologi

Herwin juga menyoroti pentingnya aspek geologi dalam pengelolaan Benteng Vander Wijck. Ia menilai keterkaitan antara sejarah dan geologi di benteng ini sangat unik.

‘’Kami telah bekerja keras untuk memastikan bahwa elemen-elemen geologi yang ada dapat diakses dan dipahami oleh pengunjung. Kami berharap tim asesor UNESCO dapat melihat upaya kami dalam mengintegrasikan aspek ini dalam program edukasi kami,” katanya.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan adanya misi validasi ini, Herwin berharap Kebumen dapat segera bergabung dalam jaringan UNESCO Global Geopark. Kunjungan tim asesor UNESCO ini diharapkan mampu membawa hasil positif dan Kebumen selangkah lebih dekat untuk diakui sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.

 “Bergabung dalam jaringan UNESCO Global Geopark akan membawa banyak manfaat bagi Kebumen, termasuk peningkatan pariwisata dan pelestarian budaya dan alam yang lebih baik. Kami berharap upaya ini dapat membuahkan hasil yang positif. Benteng Vander Wijck, dengan segala kekayaan sejarah dan geologinya, siap menjadi bagian penting dalam upaya tersebut.”harap Herwin.

Foto : Tim asesor UNESCO melaksanakan misi validasi rencana perjalanan (Itinerary Validation Mission) Kebumen Aspiring UNESCO Global Geopark 2024 di Obyek Wisata Benteng Vander Wijck, Gombong, Selasa 23 Juli 2024.(Cameramen Kebumen24.com).

Dikutip dari berbagai sumber sejarah menyebutkan, sejak masa Kerajaan hingga Kolonial, beberapa daerah di Jawa Tengah merupakan pusat pemerintahan maupun perdagangan. Tak heran jika banyak peninggalan bersejarah berupa bangunan-bangunan yang masih dapat kita saksikan hingga saat ini, salah satunya benteng Van Der Wijck yang berlokasi di Kecamatan Gombong, sekitar 19 km dari pusat kota Kabupaten Kebumen.

Benteng Van Der Wijck merupakan bukti peninggalan Kolonial Belanda yang memiliki keunikan. Keunikan benteng Van Der Wijck terletak pada bangunan yang seluruhnya terbuat dari batu bata. Bahkan atap benteng berbentuk segi delapan ini juga terbuat dari batu bata yang kokoh dan dibuat menyerupai bukit-bukit kecil, sehingga sangat ideal sebagai tempat pertahanan sekaligus pengintaian.

Usia benteng diperkirakan mencapai ratusan tahun karena dibangun pada masa perang Pangeran Diponegoro (1825-1830). Perkiraan ini dikaitkan dengan adanya petilasan Kyai Giyombong dan Kyai Gajahguling di Gombong. Keduanya adalah tokoh pendukung Pangeran Diponegoro di daerah Bagelen (Kedu Selatan).

Pada masa pendudukan Jepang, kompleks Benteng Van Der Wijck difungsikan sebagai tempat pelatihan anggota PETA (Pembela Tanah Air), sebuah organisasi tentara Indonesia bentukan Jepang untuk menghadapi sekutu. Pada masa ini, Jepang menutupi tulisan-tulisan Belanda dengan cat hitam.

Belanda kembali menguasai Gombong melalui Agresi Militer pada Juli 1947. Selanjutnya Belanda menciptakan garis demarkasi atau garis batas yang dikenal dikenal dengan nama garis Demarkasi Van Mook sebagai batas kekuasaan Belanda-Indonesia. Adapun Kompleks Benteng Van Der Wijck dijadikan sebagai markas pertahanan terdepan untuk menghadapi kekuatan RI yang berada di timur Sungai Kemit.

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, kompleks benteng dimanfaatkan oleh TNI Angkatan Darat. kerjasama dengan pihak swasta selaku investor, Benteng Van Der Wijck dikembangkan sebagai Daya Tarik Wisata sejak tahun 2000 silam. Kini kompleks Benteng Van Der Wijck telah dilengkapi dengan beragam fasilitas, antara lain permainan anak, gedung pertemuan, serta hotel wisata yang masih mempertahankan arsitektur asli bangunan.

Sementara itu, Dalam buku Benteng (2023) karya Teguh Purwantari, disebutkan bahwa bangunan ini berdiri sejak 1818, namun masih digunakan sebagai kantor VOC untuk kepentingan perdagangan. Baru pada masa Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-2830), kantor VOC itu difungsikan sebagai benteng pertahanan dan kantor militer Belanda.

Hal ini merupakan bagian dari sistem Benteng Stelsel yang sukses mempersempit pergerakan Pangeran Diponegoro, hingga akhirnya Pangeran Diponegoro ditangkap. Peter Carey melalui catatan kakinya dalam buku Percakapan dengan Diponegoro (2022), menjelaskan Benteng Stelsel diperkenalkan De Kock sebagai strategi perang baru.

Benteng di Kebumen ini dipimpin oleh Frans David Cochius, sehingga kemudian dikenal dengan nama Fort Cochius atau Benteng Cochius. Benteng ini kemudian dimanfaatkan untuk Pupillen School atau sekolah militer khusus keturunan Belanda. Nama Benteng Cochius kemudian diubah menjadi Benteng Van der Wijck. Van der Wijck adalah jenderal militer Belanda yang menggantikan Frans Cochius sebagai Komandan KNIL.

Dikutip dari laman Pemkab Kebumen, saat Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia, Benteng Van der Wijck digunakan sebagai tempat latihan tentara PETA (Pembela Tanah Air).

Kemudian saat Agresi Militer Belanda usai kemerdekaan, Belanda kembali menguasai Benteng Van Der Wijck dan menjadikannya sebagai markas pertahanan. Baru pada tahun 2000, benteng ini dikembangkan bersama investor untuk dijadikan objek wisata dengan merevitalisasinya kembali.

Sebagai objek wisata sejarah, Benteng Van der Wijck memiliki fasilitas umum yang sudah lengkap. Adapun sejumlah daya tarik wisatanya antara lain sebagai berikut:

Bangunan Ikonik

Benteng Van der Wijck memiliki bangunan dengan desain arsitektur khas Belanda. Dikutip dari laman Kemenparekraf, benteng ini memiliki luas 7.168 meter persegi dan terdiri dari 2 lantai. Tinggi bangunan ini mencapai 10 meter dengan ketebalan dinding 1,4 meter.

Bangunan berwarna merah bata ini berbentuk segi delapan mirip dengan Masjidil Haram. Ada puluhan ruangan di dalam bangunan, antara lain 16 ruangan besar dan 50-an ruangan dengan berbagai ukuran. Karena keunikannya, Benteng Van der Wijck pernah digunakan sebagai lokasi syuting film The Raid 2: Berandal dan video klip Slank.

Kereta di Atas Benteng

Daya tarik kedua yakni adanya kereta mini yang bisa ditumpangi oleh wisatawan. Uniknya kereta ini berada di atas benteng, jadi kamu bisa menikmati pemandangan dari atas. Jika kamu takut, kamu bisa naik kereta mini yang ada di bawah.

Wahana Permainan

Selain wahana kereta, ada juga berbagai wahana wisata yang sengaja dibuat untuk menarik wisatawan. Wahana ini misalnya kolam renang, permainan anak, hingga spot foto bersama dinosaurus.

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka

Harga tiket masuk di sini adalah Rp 25 ribu per orang. Tiket ini sudah termasuk wisata sejarah benteng, naik kereta, dan masuk kolam renang. Biaya parkirnya Rp 3 ribu per motor dan Rp 5 ribu per mobil.

Jam buka Benteng Van der Wijck adalah mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB setiap hari.

Lokasi Benteng Van der Wijck berada di Sidayutengah, Sidayu, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dari pusat kota Kebumen, jaraknya sekitar 20 km atau sekitar 40 menit..K24/*).


Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.