KEBUMEN, Kebumen24.com – Menurut Legenda, Dahulu kala Ada sebuah Pohon Jati Yang Sangat Besar Di Wilayah ini. Sehingga ketika tepat siang hari, suasana pedukuhan menjadi gelap. Saking rimbunnya dedaunan, sinar matahari terhalang ke bawah.
Setelah di tebang menjadi masjid kauman kebumen, di atas tunggak luas penampangnya mampu menampung puluhan orang untuk kenduri.
Ratusan tahun sebelum menjadi sebuah desa bernama jatimulyo. Masing masing dukuh dalam desa memiliki pemerintahan desa dan lurah / kepala desanya sendiri sendiri. Lurah terakhir Desa Jatisari Adalah Raden Joyo Pawiro, Lurah Terakhir Pejaten Adalah Ki Wana Sentana, Lurah Terakhir Sembir adalah Ki Karta Sentika, Lurah Terakhir Depok Adalah Ki Sura Sentana/Dal, Lurah Terakhir Karangtawang, Karangtanjung dan Karajiwan adalah Ki Sentika.
Lima desa kecil kecil tersebut didirikan oleh leluhur desa masing masing. Menurut folklore, Pendiri Desa “Bubak Kawah” Jatisari Adalah Syekh Abdurrozak Senggamunggu, Pejaten adalah Mbah Nur, Dukuh Kidul Mbah Kyai Lena Abdul Majid.
Penamaan Desa Jatimulyo sendiri akibat dari kebijakan kolonial belanda. Pemerintah hindia belanda mencoba menyatukan beberapa desa kecil agar mudah dalam pengadministrasian penduduk. Kebijakan tersebut dikenal dengan nama “blengketan”.
Desa Jatimulyo terbentuk dari blengketan Desa Jaten, Jatisari, Sembir Depok dan Karang Tanjung. Blengketan desa terjadi pada tahun 1924.
Asal-usul nama Desa Jatimulyo diambil dari 3 versi yaitu :
- Versi Penggabungan Nama Jaten dan Jatisari.
Nama desa Jatimulyo itu berasal dari Kata Jaten dan Jatisari , atas dasar sebutan bagi nama dukuh yang banyak pohon jatinya.
- Versi Pemberian Nama Oleh R. Ngabei Atmosastro.
Setelah Pemilihan Kepala desa penggabungan wilayah (Blengketan) pada waktu itu Tokoh-tokoh Masyarakat berkumpul untuk menentukan nama desa diantaranya R. Ngabei Atmosastro (Mbah Puring) yang mengusulkan Nama desa Jatimulyo. Raden Ngabehi Atmosastro adalah seorang bangsawan yang merupakan mertua dari Raden Sayid Harjosudarmo. Rumah Beliau ada di pekarangan yang sekarang milik bapak Karta (Manten Lurah Sodikin)
Penamaan tersebut, Sebab konon dahulu kala diambil dari daerah yang banyak pohon jatinya. Dengan harapan masyarakat yang tinggal di dalamnya dapat hidup mulia dan sejahtera.
- Versi Analitik berbagai sumber
Masyarakat Desa Jatimulyo sendiri mempunyai legenda yang ada sejak lama, legenda itu mereka dengar dari Kakek atau orang sebelum mereka, Mereka mendengar legenda atau kisah pohon jati yang amat besar yang pernah tumbuh di daerah desa Jatimulyo.
Dahulu di wilayah dukuh Pejaten terdapat pohon Jati yang amat besar dan pohon tersebut dikramatkan orang pada waktu itu, suatu ketika pohon Jati tersebut diminta oleh Kyai Imam Manadi Pendiri Masjid Kauman. Sezaman dengan Bupati Kebumen yang berkuasa pada waktu itu, untuk membangun Masjid Kauman Kebumen (sekiar tahun 1830).
Setelah di tebang diadakan kenduri / bancaan / Slametan, diatas penampang pohon / tunggak pohon jati tersebut , luas penampang tunggaknya diduduki sebagai tempat kenduri mampu menampung 40 orang.
Setelah Pemilihan Kepala desa penggabungan wilayah (Blengketan) pada waktu itu . Tokoh-tokoh Masyarakat berkumpul untuk menentukan nama desa. diambil dari Legenda tersebut, sepakat diberi nama desa Jatimulyo . Jati maksudnya Sejatine, Mulyo bermakna Mulia dengan pengharapan masyarakat yang tinggal di Desa ini benar-benar menjadi Orang-orang yang Mulia berahlakul karimah.
Hari Jadi Desa Jatimulyo diperingati tiap tanggal 09 Oktober, Pengambilan Hari di rujuk dari Pemilihan Kepala desa pertama pada tanggal 09 Oktober 1924 yang terpilih pada waktu itu yaitu R. Hardjo Soedarmo alias Sajid ( 1924 s/d 1944 ).
Tulisan Dihimpun Dari Buku Sejarah Desa Jatimulyo Petanahan Kebumen.
Penulis Sabit Banani, SH P/Kepala Desa Jatimulyo Petanahan Kebumen
Desa Jatimulyo terbentuk dari blengketan desa Jaten, Jatisari, Sembir Depok dan Karang Tanjung. Blengketan desa terjadi pada tahun 1924.
Tahun Kejadian Peristiwa Baik Peristiwa Buruk
- 1924 Terbentuknya Nama Desa Jatimulyo dengan Kepala Desa Pertama R. Harjo Sudarmo Alias Sajid (1924/1944) –
- 1943-1946 -Indonesia Merdeka Terjadi kelaparan dan penyakit beri-beri
- 1946 Pemilihan Kepala Desa ke 2 secara Demokratis terpilih Bp. SUKA MIHARJA (1946-1966) –
- 1947-1948 – Penjajahan Belanda ke 2
- 1950-1951 – Pemberontkan AOI
- 1954 Pembuatan Masjid Jatisari –
- 1964-1965 – Pemberontakan G30 S / PKI
- 1966 Pemilihan Kepala Desa ke 3 secara Demokratis terpilih Bp. MANGUN SARONO (1966-1989)
- 1976 Pembanguan Kantor Balai Desa secara Swadaya –
- 1977 Pembuatan Gedung SDN 2 Jatimulyo di Tanah Kas Desa.
- 1977 Pembanguan Saluran Sekunder saluran dari sempor –
- 1979 Penyenderan Saluran Drainase Kali sentul –
- 1987 Desa membeli Tanah Belakang Balai Desa 50 (unuk gd TK) +30 Ubin (untuk Gedung Lumbung)
- 1984 Juara 1 Lomba Desa tk Kabupaten Kebumen, dan Juara 3 tk Karesidenan Kedu
- 1989 Pemilihan Kepala Desa ke 3 secara Demokratis terpilih Bp. KASIRUN (1989-1998) –
- 1992 Terima Bantuan Bandes untuk Pembuatan Kantor Kepala Desa –
- 1997 Desa membeli Tanah Belakang Balai Desa 50 dan 30 Ubin
- 1999 Pemilihan Kepala Desa ke 4 secara Demokratis terpilih Bp. SODIKIN (1999-2007) –
- 2000 Terima Proyek P3DT sender saluran tercier sepanjang 1000 meter –
- 2001: Renovasi Balai desa.
- 2006: Swadaya Pembuatan Masjid Pejaten, Renovasi Masjid Karang tawang. Dan terima P2MPD macadam 3 meter x 2.060 meter.
- 2007: Pemilihan Kepala Desa ke 5 secara Demokratis terpilih Bp. SAELAN (2007-2013) .
- 2010: Pembuatan Gedung TK swadaya murni Desa, macadam jln ke banjarwinangun. Jembatan sembir lor.
- 2011: Makadam jalan Desa , PKD, Pembangunan 2 jembatan Pejaten (asem ditebang) LumbungSekar maju
- 2012: Pembangunan Jembatan Karang Tawang, jitut blok Klepu, Rehab Gedung PKK, Jembatan Talang Sembir kidul, jembatan Talang Pejaten. Gapoktan terima bantuan Traktor
- 2013: Pemilihan Kepala Desa ke 6 secara Demokratis terpilih Bp. SODIKIN (2013-2019), Pembangunan Gapura Sembir dan Depan kantor Desa, Jitut di belakang PKD keselatan.
- 2014: Aspal jalan Desa di Rw 1 panjang 625 m, Rw 2 panjang 125 m dan Rw 3 panjang 300 m. Rabat beton jln lingkungan Rw 01,03 dan 04.
- 2015: Aspal jalan Desa di Rw 4 , lening drainase masjid Jatisari ke timur. Gapoktan terima bantuan Mesin Panen Padi(harvester) 3 bantuan traktor kuick, Poktan Sembir, Depok dan Jatisari; Kemarau panjang tidak hujan 7 bulan.
Geografi
Desa Jatimulyo merupakan salah satu dari 21 Desa di Wilayah Kecamatan Petanahan yang terletak 6 km kearah utara dari kota Kecamatan Dengan batas batas sebagai berikut ; Sebelah utara : Desa Adikarto Kec Adimulyo dan Menganti Kec. Sruweng Sebelah selatan : Desa Kritk dan Podourip kec. Petanahan Sebelah Barat : Desa Candiwulan Kec. Adimulyo. Sebelah Timur : Desa Trikarso Kec. Sruweng dan Desa Banjarwinangun Kecamatan Petanahan. Desa Jatimulyo mempunyai luas wilayah seluas 226.390 ha dengan rincian 159 ha sawah irigasi dan tanah kering 67,390 ha.
Iklim
Iklim desa Jatimulyo , sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Jatimulyo Kecamatan Petanahan yaitu PADI-PADI dan PALAWIJA (kacang hijau/kedelai).
Penggunaan Tanah Di desa Jatimulyo sebagian besar dipergunakan untuk tanah pertanian/sawah sedangkan sisanya berupa tanah kering yang merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainya.
Luas wilayah : Luas wilayah Desa Jatimulyo adalah : 263 ha, terdiri dari berbagai jenis tanah yang meliputi : Tanah Sawah, Tanah kering, Tanah Basah,
Gambaran Umum Demografis.
Dalam pelaksanaan pembangunan jumlah penduduk dapat sebagai penentu arah kebijakan kegiatan desa, mengingat bahwa aset desa ini, memiliki peran ganda sebagai subyek maupun objek kegiatan.
Ekonomi
Dalam sejarah umat manusia, Menganyam adalah salah satu seni tradisi tertua di dunia. Konon kegiatan itu ditiru manusia daricara burung menjalin rantin-ranting menjadi bentuk yang kuat.
Jenis seni anyaman pada masa Neolitik/Zaman Batu kebanyakan adalah menghasilkan tali, rumah dan keperluan kehidupan. Tentu dimasa sekarang Beda zaman, beda keterampilan yang dikembangkan
Sektor peternakan dengan beberapa jenis populasi ternak semisal Sapi, Kerbau, Ayam, Bebek, Kambing dan lain-lainnya, menjadi komoditas unggulan desa, dan kondisi lingkungan sangat mendukung prospek kedepan desa maupun pemiliknya.
Sesuai dengan kondisi desa yang merupakan daerah agraris maka struktur ekonominya lebih dominan kepada Sektor Pertanian , disamping sektor – sektor lainnya baik berupa jasa industri, perkebunan, peternakan, pertukangan dan lain-lainnya.
Tingkat Pertumbuhan sektor lainya diluar sektor unggulan /dominan , sangat memungkinkan berkembang apabila adanya pemerhatian yang lebih dari pemerintah dengan membuka jalur pemasaran serta pembinaan dan bantuan permodalan.(K24/*).
Sumber : https://p2k.stekom.ac.id/
Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.