KEBUMEN, Kebumen24.com – Selotumpeng adalah desa di kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Namun seperempat wilayah dari desa ini terpisah oleh wilayah Kecamatan Bonorowo dengan luas sekitar 10 hektar yang dihuni sekitar 150 kepala keluarga.
Menurut Sejarah, terbentuknya nama Desa Selotumpeng barawal dari adanya bantu yang batu berbentuk tumpeng. Batu tumpeng terletak di tepi Sungai Rowo.
Konon katanya dulu ada seorang laki laki yang sengaja mengambil batu tersebut untuk dijual karena keunikan bentuknya. Namun saat diperjalanan batu tersebut menghilang dan kembali ke asal semula.
Masyarakat sekitar meyakini bahwa batu tersebut bukanlah batu biasa. Karena batu itu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mengetahui hal tersebut masyarakat setempat membuat sebuah pendopo untuk batu tersebut.
Mereka meyakini, bahwa batu berbentuk tumpeng itu adalah peninggalan Mbah Sampang, yang merupakan tokoh yang berperan membuka Desa Sampang yang sekarang masuk kedalam wilayah Desa Selotumpeng sebagai sebuah dukuh.
Nama aslinya adalah Mbah Wongsojoyo. Tidak ada informasi mengenai asal usul beliau. Akan tetapi, ia diyakini memiliki seorang istri yang dimakamkan di sebelah makamnya.
Hal yang sangat diingat oleh masyarakat Desa Selotumpeng, khususnya Dukuh Sampang, ialah bahwa Mbah Sampang dikenal sebagai tokoh yang disegani karena memiliki berbagai kelebihan. Sosok Mbah Sampang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan batu (Selo) yang berbentuk tumpeng.
Batu yang diyakini adalah peninggalan Mbah Sampang itu memiliki keunikan. Keunikan batu tersebut bahkan membuat nama batu tersebut dijadikan nama sebuah desa. Yaitu Desa Selotumpeng.
Sebagai penghormatan kepada Mbah Sampang, masyarakat Desa Selotumpeng masih melakukan tradisi ziarah ke makam beliau. Basanya pada acara tertentu para peziarah membuat selamatan di makam Mbah Sampang untuk meminta restu sekaligus mendoakan beliau sebagai leluhur desa.
Desa Selotumpeng memiliki masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Namun pada 5 tahun terakhir banyak pemuda dari desa ini yang mengambil profesi lain. Sehingga kebanyakan pekerja tani adalah orang orang yang telah berusia lebih dari 45 tahun. Di sebelah utara Desa Selotumpeng dibatasi oleh Sungai Pucangan.(K24/*).
Sumber:
- Muhammad Zainudin. 2020. “Sejarah Desa Selotumpeng”. (Hasil wawancara pada Selotumpeng 9 Februari 2020 jam 13.30).
- https://creatifeplace.blogspot.com
Eksplorasi konten lain dari Kebumen24.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.